Apabila melakukan perjalanan yang cukup
jauh dan berpindah-pindah biasanya saya selalu mempersiapkan itinerary sebelum saya berangkat. Bukan itinerary yang detail sih, tapi
setidaknya saya tahu bahwa saya akan tinggal berapa hari di kota A sebelum saya
melanjutkan perjalanan ke kota B, dan kalau bisa pun saya akan memesan tiket
transportasi antar kota (atau negara). Hal ini saya lakukan untuk efisiensi
waktu dan biaya, maklum lah budget perjalananan saya terbatas jadi harus
pinter-pinter mengakali. Akan tetapi kadang-kadang hidup tidak berjalan sesuai
yang kita rencanakan. Saya akan menceritakan sebuah pengalaman ketika rencana
perjalananan yang telah saya atur harus mendadak berubah.
Ceritanya saya sedang berada di sebuah kota
yang indah di selatan Spanyol bernama Granada. Saya jatuh cinta pada kota ini,
karena selain kotanya yang cantik, saya juga bertemu dengan banyak orang yang
baik dan pengalaman yang menarik di kota ini. Sehingga ketika tiba waktunya
saya meninggalkan Granada saya menjadi sedikit sedih.
![]() |
View of La Alhambra from El Mirador de San Nicholas |
Sore itu setelah saya berkeliling Albayzin
dan menyusuri El Rio Darro (Sungai Darro) yang cantik, saya pun duduk-duduk
menikmati segelas Tinto de Verano ditemani Tortilla di sebuah tapas bar. Saya
melihat jam dan ternyata waktu saya tinggal empat jam lagi sebelum saya harus
berangkat menuju Barcelona. Saya pun bergegas
kembali ke hostel untuk mengambil koper. Sebelum berangkat ke stasiun,
saya sempat mengobrol dengan seorang tamu asal Cina tetapi bekerja
di Belanda sambil menikmati makan malam kami masing-masing. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 8 malam, saya
mengucapkan salam perpisahan kepada Mercedes, pemilik hostel, yang super baik
dan membantu memberikan banyak tips perjalanan.
![]() |
El Rio Darro yang cantik |
Sepanjang perjalanan dari hostel menuju
stasiun kereta, saya mellow menatap jalanan dan bangunan-bangunan sambil
mengingat kejadian-kejadian menarik sepanjang waktu saya di Granada. Saya seperti belum mau berpisah, saya masih
ingin tinggal di sini. Begitu sampai di halte bus dekat stasiun, saya pun
bergegas karena tinggal 20 menit lagi sebelum kereta berangkat, tetapi begitu
saya menginjakkan kaki di depan pintu stasiun, terpampang pengumuman di layar
monitor bahwa kereta malam yang akan saya tumpangi dibatalkan. What?? Maksudnya
apa dibatalkan? Saya pun setengah mati kebingungan. Segera saya menuju ke
kantor penjualan tiket dan salah satu petugas Renfe (perusahaan penyedia jasa
kereta api di Spanyol) menyuruh saya untuk pergi ke ruangan di belakang ticket counter dan bertemu dengan
petugas lain yang akan menjelaskan kepada saya apa yang terjadi. Di sana saya
bertemu dengan sepasang suami-istri dari Korea yang sedang berbulan madu. Dan
sepasang muda-mudi yang juga asal Korea dan sedang bertengkar karena mereka
kebingungan harus berangkat malam ini karena besok siang mereka harus kembali
ke negaranya. Saya sempat-sempatnya mikir , kok berantemnya kayak di film-film
korea dengan sebutan Oppa..oppa..
Salah seorang penumpang Korea itu
menanyakan kenapa kereta kami
dibatalkan. Petugasnya dengan cuek menjawab kalau kereta kami dibatalkan karena
mereka melakukan la huelga (pemogokan)
dengan bahasa Inggris campur Spanyol (yang kebanyakan Spanyolnya). Kami
disarankan untuk menunggu sampai besok pagi dan naik kereta yang akan mereka
sediakan tapi dengan rute yang berbeda atau mengambil refund dan naik bus malam
yang akan menempuh 12 jam perjalanan dengan biaya dua kali lebih mahal dari
tiket kereta kami. Yah setelah hitung-hitung, sepertinya lebih murah kalau
menginap semalam dan naik kereta besok paginya, toh dengan naik bus malam pun
saya akan sampai di Barcelona pukul 12 siang, sementara dengan kereta pukul 2
siang. Dan lagi, saya bisa tidur nyenyak di kamar hostel daripada di dalam bus
malam. Untunglah Mercedes masih mempunyai kamar kosong yang bisa saya gunakan.
Kalau tidak saya bingung juga harus mencari-cari penginapan mendadak karena
hari sudah cukup malam. Dalam hati saya berkata rupanya memang belum waktunya
saya berpisah dengan Granada.
![]() |
Pertunjukan Flamenco di tengah sebuah plaza |
Jadi, memang dalam travelling bisa saja
terjadi hal-hal di luar dugaan yang memerlukan dana ekstra. Oleh karena itu
memang harus selalu disiapkan budget khusus untuk KLB (kejadian luar biasa
*halah*) kalau-kalau sesuatu menimpa di tengah jalan. Oh, not to mention saya juga ketinggalan bus di Roma, jadi saya harus
naik taksi yang argonya wow. Seumur-umur di Jakarta , saya cuma pernah
mengeluarkan seperempat biaya taksi saya di Roma dan itupun perjalanannya cukup
jauh. Hehehe..tapi ga bikin kapok lah. Justru dapat pengalaman lucu dan menarik
kan J
Adios Granada! See you again someday!